Jumat, 07 September 2012
permasalahan yang dapat diselesaikan
Ketika kita ditimpa musibah, bencana, atau keadaan yang sulit, banyak dari kita yang meratapi nasib dan menyalahkan Tuhan.
Kenapa harus saya yang mengalami ini? Kenapa bukan orang lain saja? Apa salah saya hingga Tuhan membiarkan saya mengalami musibah ini? Bagaimana bisa melanjutkan hidup dalam keadaan seperti ini? Mengapa hidup orang lain tampak begitu mulus dan mudah? Ah, Tuhan tidak adil!
Depresi, kecewa, dan putus asa menghantui diri kita. Namun, jika mau berpikir kembali, bijaksanakah kita kalau selalu menyalahkan keadaan? Apakah masalah akan selesai jika hanya menyalahkan keadaan?
Tidak ada suatu apapun yang kebetulan di dunia ini. Segalanya telah diatur oleh Yang Maha Kuasa. Sekecil apapun kejadian itu, tentu merupakan kehendak-Nya. Tuhan selalu punya alasan mengapa Dia memberikan keadaan demikian kepada kita. Cermati, sesungguhnya Tuhan ingin Anda mempelajari hikmah dari kejadian tersebut.
Tuhan tidak akan memberi cobaan yang tidak bisa dilewati oleh hamba-Nya. Karena itu, percayalah. Mengapa Tuhan memilih Anda untuk menjalani keadaan sulit yang Anda rasakan, adalah karena Tuhan tahu bahwa Anda mampu melewatinya. Jika orang lain yang mengalami apa yang Anda alami, belum tentu mereka bisa sekuat Anda saat ini.
Setiap kesukaran yang kita alami adalah semata-mata kesempatan untuk mengasah kita menjadi pribadi yang lebih kuat. Seorang sarjana bekerja sebagai pegawai kantoran dengan gaji tiga juta per bulan. Di lain pihak, seorang berijazah SMP mampu menghidupi keluarga lewat usaha tambak ikan dengan penghasilan berkali lipat. Ya, kesulitan memperoleh pekerjaan sering kali membuat kita berpikir lebih keras, bagaimana cara memperoleh uang. Jika setiap masalah kita hadapi dengan pikiran positif, tentu hasil yang positif juga akan kita dapatkan.
Hidup adalah untuk menyelesaikan masalah. Meski tampak bahagia di luar, setiap orang pasti memiliki masalah sendiri. Ada seorang gadis berparas cantik dari keluarga berkecukupan. Apapun yang ia inginkan hampir selalu didapatkannya. Ia memiliki kekasih yang tampan dan perhatian, di samping masih banyak pria lain yang juga memujanya. Bahagiakah hidupnya? Tidak! Kedua orang tuanya telah lama bercerai, jika bertemu pun sikapnya seperti kucing dan anjing. Masing-masing telah menikah lagi. Tak ingin memilih salah satu pihak, akhirnya si gadis dan adiknya yang masih SMA, memilih untuk tinggal berdua saja.
Ketika kita ditimpa musibah, bencana, atau keadaan yang sulit, banyak dari kita yang meratapi nasib dan menyalahkan Tuhan.
Kenapa harus saya yang mengalami ini? Kenapa bukan orang lain saja? Apa salah saya hingga Tuhan membiarkan saya mengalami musibah ini? Bagaimana bisa melanjutkan hidup dalam keadaan seperti ini? Mengapa hidup orang lain tampak begitu mulus dan mudah? Ah, Tuhan tidak adil!
Depresi, kecewa, dan putus asa menghantui diri kita. Namun, jika mau berpikir kembali, bijaksanakah kita kalau selalu menyalahkan keadaan? Apakah masalah akan selesai jika hanya menyalahkan keadaan?
Tidak ada suatu apapun yang kebetulan di dunia ini. Segalanya telah diatur oleh Yang Maha Kuasa. Sekecil apapun kejadian itu, tentu merupakan kehendak-Nya. Tuhan selalu punya alasan mengapa Dia memberikan keadaan demikian kepada kita. Cermati, sesungguhnya Tuhan ingin Anda mempelajari hikmah dari kejadian tersebut.
Tuhan tidak akan memberi cobaan yang tidak bisa dilewati oleh hamba-Nya. Karena itu, percayalah. Mengapa Tuhan memilih Anda untuk menjalani keadaan sulit yang Anda rasakan, adalah karena Tuhan tahu bahwa Anda mampu melewatinya. Jika orang lain yang mengalami apa yang Anda alami, belum tentu mereka bisa sekuat Anda saat ini.
Setiap kesukaran yang kita alami adalah semata-mata kesempatan untuk mengasah kita menjadi pribadi yang lebih kuat. Seorang sarjana bekerja sebagai pegawai kantoran dengan gaji tiga juta per bulan. Di lain pihak, seorang berijazah SMP mampu menghidupi keluarga lewat usaha tambak ikan dengan penghasilan berkali lipat. Ya, kesulitan memperoleh pekerjaan sering kali membuat kita berpikir lebih keras, bagaimana cara memperoleh uang. Jika setiap masalah kita hadapi dengan pikiran positif, tentu hasil yang positif juga akan kita dapatkan.
Hidup adalah untuk menyelesaikan masalah. Meski tampak bahagia di luar, setiap orang pasti memiliki masalah sendiri. Ada seorang gadis berparas cantik dari keluarga berkecukupan. Apapun yang ia inginkan hampir selalu didapatkannya. Ia memiliki kekasih yang tampan dan perhatian, di samping masih banyak pria lain yang juga memujanya. Bahagiakah hidupnya? Tidak! Kedua orang tuanya telah lama bercerai, jika bertemu pun sikapnya seperti kucing dan anjing. Masing-masing telah menikah lagi. Tak ingin memilih salah satu pihak, akhirnya si gadis dan adiknya yang masih SMA, memilih untuk tinggal berdua saja.
Coba Anda tengok orang-orang yang tampak bahagia. Pasti akan Anda temukan satu sisi yang membuat orang itu merasa hidupnya tidak sempurna. Begitu pun dengan diri Anda sendiri. Jika saat ini Anda merasa punya masalah, selesaikanlah dengan tawakal tanpa pernah mengeluh. Itulah ujian yang Tuhan berikan sesuai dengan porsi kemampuan Anda.
Sabtu, 01 September 2012
PKM-M
PKM-M
A. JUDUL.
“Pepup” Usaha Pelatihan
Pemasaran “Paras” serta Media Promosi Pariwisata Lokal Nusa Penida.
B.
LATAR BELAKANG MASALAH
Nusa Penida merupakan
satu-satunya kecamatan kepulauan di Bali yang masuk wiilayah kabupaten
Klungkung. Wilayah yang terdiri atas 3 pulau
ini memiliki luas 20.284 ha, dengan jumlah penduduk mencapai 46.746 jiwa
(Monografi Kecamatan Nusa Penida, 2010:13). Pulau ini kaya akan kekayaan alam
yang belum dimanfaatkan secara maksimal akibat keterbatasan dari fasilitas yang
ada. Jika dilihat dari pendidikan dan
kesehatan, Nusa Penida belumlah semaju yang ada di “daratan”.
Nusa Penida merupakan salah satu tempat tujuan wisata yang
terkenal. yang tidak hanya dikagumi oleh wisatawan domestik tetapi juga
wisatawan mancanegara. Keindahan alam bawah laut Nusa Penida yang memiliki daya
tarik tersendiri bagi pariwisata. Akan tetapi peluang itu tidak dapat
dimaanfaatkan oleh masyarakat Nusa Penida. Para wisatawan yang berkunjang ke
Nusa Penida tidak semata-mata hnya melihat keindahan alam bawah lautnya tetapi
mereka juga mempelajari kebudayaan yang ada di Nusa Penida. Mereka menyuakai
hasil kebudayaan material dari masyarakat Nusa Penida, sepeti hasil seni ukir,
dan kerajinan lainnya.
Dari
semua objek wisata yang terdapat di Nusa Penida, sebagaian besar merupakan
objek wisata pantai dan laut. Berdasarkan informasi dari Dinas Pariwisata
Kabupaten Klungkung, saat ini telah terdapat 16 objek wisata di kecamatan Nusa
Penida. Objek-objek wisata tersebut tersebar ke ketiga pulau yang merupakan
bagian dari kecamatan Nusa Penida. Dari sekian objek wisata yang ada, 14
diantaranya merupakan objek wisata pantai. Disamping itu, ditetapkannya Nusa
Penida sebagai bagian dari Kawasan Segitiga Karang Dunia pada bulan November
2009 juga merupakan salah satu hal penting yang menjadi daya tarik Nusa Penida.
Paras
adalah salah satu hasil kerajinan masyarakat Nusa Penida yang secara fungsional
sangat berarti bagi masyarakat Nusa Penida yang tinggal di perbukitan Nusa
Penida. Paras adalah sebuah kerajinan yang bebahan dasar batu kapur yang telah
dikenal oleh masyarakat di Indonesia dan merupakan warisan budaya bangsa. Dalam kaitannya sebagai bagian
masyarakat Bali,
paras memiliki fungsi yang sampai saat ini belum tergantikan. Dalam
pembangunan tempat
suci agama Hindu di Bali, paras yang dibuat membentuk candi digunakan sebagai
pelinggih di bali atau tempat suci. Selain
untuk tempat suci, ukiran paras juga berguna sebagai bahan untuk
membangun gapuri
rumah atau juga sebagai membangun tempat yang memiliki seni arsitektur bali. Paras
juga berfungsi sebagai bahan untuk membangun rumah beraksitektur bali. sebuah
rumah yang memiliki gaya arsitek kuno dan mengandung arti relegiusnya. Sebagai
membangun tempat suci, misalnya membuat bangunan padma, surya, dasar meru, dan
lain-lain. Paras yang diukir memiliki
bentuk seperti burung, harimau, bidadari, berbentuk raksasa, dan
lain-lain dengan bagian yang telah dipahat sedemikian, memiliki ukuran
berpariasi dari keil sampai ukuran besar. Ukiran paras dibuat
dari” tanah putih” atautanah kapur dan biasanya diberi sedikit hiasan berupa ukir-ukiran
atau cat sehingga tampak menarik.
Saat ini di Bali, kebutuhan masyarakat terhadap bahan bangunan tempat suci seperti candi
dan banguna yang menerapkan arsitektur Bali. Dan paras Nusa Penida kian meningkat. Dalam kaitannya sebagai bagian
masyarakat Nusa Penida, paras memiliki peran yang sampai saat ini belum
tergantikan. Dalam memilih bahan bangunan tempat suci agama Hindu di Nusa
Penida, utamanya di Bali. Ukiran paras yang terbuat dari bahan dasar kapur
biasanya Sebuah ukiran biasa yang memiliki bentuk bermacam-macam ada yang
berbentuk persegi panjang segitiga, berbentuk tidak beraturan, dan memiliki
bentuk tentang benda-benda dalam kisah pewayangan. terbuat dari pandan batu
kapur atau tanah kapur yang telah dihaluskan. Bentuknya sangat menarik sehingga
para pembeli ukiran paras menyukainya. Hanya
saja belum maksimal pemasarannya sehingga hanya menjangkau wilayah Nusa Penida
saja. Karena ukiran paras ini hanya digunakan sebagai bahan bangunan tempat
suci agama hindu. Hanya saja harganya tidak sebanding dengan resiko yang
dihadapi oleh penambang tanah kapur atau tanah putih, karena mereka rela
mempertaruhkan kehidupan mereka, karena ketika mereka menambang tanah kapur atau
tanah putih mereka terlebih dahulu membuat lubang atau goa yang membutuhkan
kekuatan fisik yang sangat kuat dan kerja kerja keras. Sampai terbentuknya goa
yang cukup dalam sekitar 5-10 meter barulah mereka mengumpulkan tanah putih
itu. Sebagai bahan pembuatan ukiran paras, didalam goa para penambang tidak
mempedulikan keselamatan mereka. Karena beberpa waktu akan runtuh menimpa
mereka. Sehingga pendapatan atau bayaran yeng merekadapatkan tidak sebanding
dengan proses sampai terbentuknya ukiran. Ukiran yang telah memakan waktu
sampai satu setengah bulan untuk satu buah bahan bangunan. Mulai dari proses
mengumpulkan tanah putih dari dalam goa, membersihkan dari batu-batu yang ikut
diangkut dengan tanah putih atau tanah
kapur.
Untuk meningkatkan harga pemasaran seni kerajinan ukiran
yang berbahan dasar batukapur. Permasalahan
yang ada adalah sampai saat ini usaha promosi potensi pariwisata dan budaya
lokal Nusa Penida tergolong masih kurang. Yang dilakukan oleh kebanyakan agen
penyedia jasa pariwisata Nusa Penida hanyalah mempostingkan artikel-artikel
terkait dengan objek-objek wisata Nusa Penida di web mereka. Kenyataannya usaha tersebut kurang efektif. Hal penting
yang perlu diketahui adalah ketika wisatawan berkunjung ke suatu tempat,
faktanya mereka selalu ingin membawa cinderamata dari tempat tersebut sebagai
bukti bahwa mereka telah berkunjung dan kenyataannya sampai saat ini Nusa
Penida belum menyediakan itu.
Tentunya ini akan memiliki nilai ekonomis yang tinggi, jika
dimisalnya sebagai cindera mata para wisatawan dan keperluan lainnya. Menurut
pedagang di pasar-pasar, saat barang barang seperti tas, topi atau
barang-barang cinderamata lainnya lebih banyak diminati oleh para wisatawan.
Hal ini karena mereka tertarik akan hasil kreativitas masyarakat. Terlebih Jika
barang-barang kerajinan dari pandan itu dihiasi, dengan diberi warna-warni, sedikit asesoris,
dan dibuat sedemikian rupa, ini akan mengundang daya tarik minat pembeli,
sehingga kerajinan ini akan habis terjual dipasar.
Saat ini di Nusa Sendiri, dunia pariwisata begitu berkembang
pesat karena Nusa Penida telah terkenal dengan wisata baharinya yang tersohor
sampai manca Negara. Tidak dipungkiri bahwa dengan adanya perkembangan
pariwisata yang begitu pesat. Dan kebutuhan pariwisata akan souvenir khas nusa
penida ini akan menjadi keuntungan tersendiri bagi pengerajin pandan. Dengan
berkembangnya IT( ilmu teknologi) seperti internet, bermanfaat sekali terhadap pemasaran barang-barang kerajina masyarakat ini. Hal ini
tentu berpengaruh secara langsung terhadap para pengrajin yang dituntut
memenuhi permintaan pasar dengan tetap menjaga kualitas produknya.
Perajin paras pada
umumnya mudah ditemukan di Nusa Penida. Pusat penjualannyapun tidak jauh dari
tepat pariwisata yaitu di Sebun Ibus, di Lemo dan masih banyak lagi masyarakat
yng berprofesi sebagai tukang pembuatan paras. Melihat adanya peluang tempat
pemasaran, peminat barang sovenir khas daerah Nusa Penida dan melihat adanya
kesenjangan distribusi dan pemenuhan lapangan pekerjaan tersebut serta mempertimbangkan
semakinmeningkatnya minat akan suatu barang shingga meningkatnya jumlah
perrmintaan, kami sebagai mahasiswa ingin mengupayakan sebuah pemerataan
lapangan pekerjaan di masyarakat sekaligus mengatasi pengangguran di Nusa
Penida. Karena dengan meningkatnya jumlah permintaan suatu barang tentunya para
pemborong akan tergiat untuk mencari pegawai yang lebih banyak. Oleh karena itu
untuk mengatasi masalah tentang pemasaran hasil karya seni ukiran berupa benda
yang memiliki nilai sen yang tinggi maka kami mengadakan kegiatan pelatihan untuk
memberi pengetahuan tentang pemasaran hasil karya seni mereka ke dunia global,
dan pariwisata.
Kami memilih desa
Lemo karena desa ini merupakan salah satu daerah terpencil yang terdapat di
kecamatan Nusa Penida, kabupaten Klungkung. Kurangnya imformasi dan sedikitnya
lapangan pekerjaan, menyebabkan hampir sebagian besar anggota masyarakat
khususnya pemuda, menjadi pengangguran
(tuna karya) baik terselubung maupun tidak terselubung. Dari hasil pengamatan
kami cukup banyak pemuda dan anggota masyarakat lainnya menghabiskan waktu
hanya dengan duduk-duduk di pinggir jalan atau menghabiskan waktu dengan
melakukan pekerjaan yang tidak bermanfaat. Keadaan seperti ini cukup
mengkhawatirkan karena bukan tidak mungkin hal-hal negatif seperti
mabuk-mabukan, brutalitas, kebut-kebutan, dan lain sebagainya dapat mereka
lakukan. Melalui program pelatihan ini, diharapkan pengangguran, kemiskinan dan
hal-hal negatif dapat diatasi.
Bila ditelusuri lebih
jauh, potensi masyarakat desa Lemo sangat mendukung untuk terciptanya sebuah industri rumah
tangga, khususnya pembuatan pengemba Saat ini, baik sumber daya manusia maupun sumber daya
alam di desa Lemo belum
termanfaatkan secara maksimal, hal inilah yang menyebabkan desa ini masih
terbelakang dan terpuruk, baik kesejahteraan masyarakatnya maupun keadaan
perekonomiannya. Pelatihan tentang bagai mana cara pemasaran hasil karya
seni yang berupa seni ukiran paras atau tanah kapur yang ingin kami laksanakan pada intinya bertujuan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat Lemo dan pemerataan pemenuhan lapangan pekerjaan bagi
masyarakat terpencil. Pelatihan ini mengupayakan peningkatan skill para tuna
karya di desa Lemo dan
menuntun masyarakat Lemo dalam membangun pasar pariwisata dan pasar global. Keterbatasan kemampuan mereka dalam hal permodalan dan
manajemenpemasaran, ditambah
tingkat pendidikan yang rendah, mendorong diperlukannya suatu pelatihan untuk
menuntun mereka dalam mewujudkan keejahtraan masyarakat,
Saat ini, baik
sumber daya manusia maupun sumber daya alam di desa Lemo belum termanfaatkan
secara maksimal, hal inilah yang menyebabkan daerah ini masih terbelakang dan
terpuruk, baik kesejahteraan masyarakatnya maupun keadaan perekonomiannya.
Pelatihan dalam pemasaran kepada pariwisata yang ingin
kami laksanakan pada intinya bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat
desa Lemo dan pemerataan pemenuhan lapangan pekerjaan bagi masyarakat terpencil
lainnya. Pelatihan ini mengupayakan peningkatan skill ilmu teknologi dan
manajemen pemasaran bagi para tuna karya. Dan menuntun masyarakat dalam membangun
sebuah industri masyarakat. Keterbatasan kemampuan mereka dalam hal permodalan
dan manajemen, ditambah tingkat pendidikan yang rendah, mendorong diperlukannya
suatu pelatihan untuk menuntun mereka dalam mewujudkan industri masyarakat itu sebagai
upaya meningkatkan perekonomian di desa Lemo atau masyarakat Nusa Penida pada
umumnya. Selama ini belum ada inisiatif dari masyarakat sendiri atau dari dinas
terkait untuk melakukan suatu pelatihan yang bertujuan mengembangkan
keterampilan dan potensi yang dimiliki masyarakat setempat. Oleh karena itu,
melalui pelatihan pemasaran serta mempergunakan untuk media pariwisata Nusa
Penida.
C. PERUMUSAN
MASALAH
Berdasarkan
latar belakang masalah yang diuraikan sebelumnya, maka dapat dirumuskan
masalah-masalah yang diangkat berkaitan dengan pelaksanaan program ini, antara
lain:
1.
Bagaimana
mensosialisasikan cara pemasaran seni ukir paras yang berbahan dasar tanah
putih sebagai upaya meningkatkan perekonomian masyarakat Nusa Penida?
2.
Bagaimana
melatih para tunarungu di Nusa Penida agar mampu mempromosikan barang produksi
mereka kedunia pasar dan pariwisata?
3.
Bagaimana
melatih masyarakat untuk dapat membangun rasa percaya diri mereka untuk dapat
mempromosikan karya atau kerajinan mereka?
D. TUJUAN
Adapun tujuan yang
kami harapkan melalui pelaksanaan program kreativitas mahasiswa ini yaitu
sebagai berikut.
1.
Mensosialisasikan
mensosialisasikan cara pemasaran seni ukir paras yang berbahan dasar tanah
putih sebagai upaya meningkatkan perekonomian masyarakat Nusa Penida.
2.
Melatih
para tunarungu di Nusa Penida agar mampu mempromosikan barang produksi mereka
ke dunia pasar dan pariwisata.
3.
Melatih
para msyarakat untuk dapat membangun rasa percaya diri mereka untuk dapat
mempromosikan karya atau kerajinan mereka.
E. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Melalui program kreativitas
mahasiswa ini, diharapkan nantinya akan diperoleh luaran-luaran sebagai
berikut.
1.
Peningkatan
keadaan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat banjar Lemo utamanya
masyarakat Nusa Penida, Klungkung melalui kegiatan sosialisasi cara pemasaran seni
ukir paras yang berbahan dasar tanah putih sebagai upaya meningkatkan
perekonomian masyarakat Nusa Penida.
2.
Masyarakat
Nusa Penida yang terlatih dan mampu secara mandiri mengembangkan pengetahuan
mereka untuk mempromosikan barang produksi mereka ke dunia pasar dan
pariwisata.
3.
Para msyarakat mampu untuk dapat membangun rasa
percaya diri mereka untuk dapat mempromosikan karya atau kerajinan mereka
Industri rakyat.
F. KEGUNAAN
Adapun kegunaan yang bisa
diperoleh melalui pelaksanaan program kreativitas mahasiswa ini sebagai
berikut.
1.
Bagi mahasiswa:
a.
memberikan
pengalaman tentang penulisan karya ilmiah.
b.
membangun
kerjasama antara mahasiswa, dosen dan masyarakat.
c.
melatih
kemampuan dalam menerapkan metode ilmiah dan kemampuan berpikir kritis.
d.
melatih
jiwa pengabdian mahasiswa agar mengabdikan pengetahuannya pada masyarakat,
bangsa dan negara.
2.
Bagi masyarakat:
a.
memperoleh
pengetahuan tentang cara pembuatan souvenir berbahan dasar anyaman pandan.
b.
menumbuhkan
kesadaran masyarakat untuk bekerja dan berkarya serta berusaha meningkatkan
kualitas kehidupannya.
c.
meningkatkan
keadaan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan usaha
kecil atau industri rumah tangga, khususnya masyarakat banjar Angas desa
Klumpu, kecamatan Nusa Penida, kabupaten Klungkung.
d.
terwujudnya pemerataan lapangan pekerjaan antara masyarakat
di desa terpencil dan kota besar serta membantu negara mengentaskan kemiskinan.
G. GAMBARAN
UMUM MASYARAKAT SASARAN
Perkembangan
jumlah penduduk di Nusa Penida saat ini tidak diimbangi dengan perluasan lahan
mata pencaharian. Ini menyebabkan banyak anggota masyarakat khususnya muda-muda
desa yang tidak bekerja. Mereka biasanya menghabiskan hari-harinya dengan
membantu orang tuanya mengolah lahan yang terbatas atau mereka pergi
duduk-duduk atau keluar rumah untuk bepergian seperti ke tempat-tempat tongkrongan.
Secara umum peningkatan jumlah pemuda dan putri yang menganggur di desa ini
membuat kualitas kehidupan masyarakat menjadi menurun. Pendapatan perkapita
desa Klumpu menjadi sangat rendah.
Tingkat pendidikan yang rendah
dari masyarakat Nusa Penida, ditambah letak geografis wilayah ini yang
terpencil dan jauh dari kota besar Bali . Membuat daerah ini semakin terpuruk akibat arus informasi
yang tidak lancar. Terlebihnya mereka tidak memiliki pekerjaan tetap, hanya
sebagai peternak sapi dan berkebun yang hasilnya tidak terlalu mencukupi.
Mereka memiliki kerja sampingan hanya membuat membuat paras yang dijual bagi
masyarakat setempat yang hasil dari penjualannya tidak mencukupi makan sehari-hari.
Sedangkan bagi seorang remaja hanya menunggu pekerjaan yang mereka anggap akan
menghampirinya. Pemandangan ini terlihat sangat mengkhawatirkan di tengah era
globalisasi dan persaingan bebas saat ini. Sebenarnya merupakan sebuah peluang bagi masyarakat tunarungu
dan tunakarya di Nusa Penida untuk membuka suatu lapangan pekerjaan baru.
Terlebih lagi sumber daya manusia dan suber daya alam yang dimiliki Nusa Penida
cukup mampu untuk mengembangkan kerajinan ukir paras, Pemuda-pemuda yang sudah
telaten dalam hal mengukir paras siap untuk dilatih pengetahuannya untuk dapat
mempromosikan hasil ukiran mereka kedunia pariwisata dan dunia global.
H. METODE
PELAKSANA
Adapun langkah-langkah
pelaksanaan program kreativitas mahasiswa ini, sebagai berikut.
1. Tahap
pertama, meliputi:
a.
Penjajagan
awal dan sosialisasi program. Pada tahap ini mahasiswa akan menjajagi dan
mengobservasi keadaan awal masyarakat Nusa Penida. Sekaligus
melakukan sosialisasi dengan warga desa terkait, yaitu melalui lembaga Desa
Pakraman. Tujuan dari kegiatan ini ialah untuk membina kerjasama antara
mahasiswa dengan warga setempat, sehingga warga dapat mendukung pelaksanaan
program.
b.
Mengumpulkan data yang diperlukan, meliputi jumlah tuna
karya yang akan mengikuti pelatihan, paras dan bahan baku lain yang diperlukan
dan yang tersedia, peralatan yang diperlukan, dan tempat untuk melaksanakan
program. Proses pengumpulan data ini dilaksanakan selama satu hari.
c.
Proses
pengenalan media yang sudah berkembang di masyarakat global, dan cara
penggunaannya.
2.
Tahap kedua, meliputi:
a.
Memulai
kegiatan pelatihan secara resmi dilanjutkan dengan pemberian orientasi awal
kepada peserta latihan mengenai teknik penggunaan media sperti media internet secara
terpisah yang dilakukan oleh mahasiswa danpelatih yang memiliki pengetahuan
tetang teknologi.
b.
Menyiapkan
semua alat dan bahan yang diperlukan untuk melaksanakan program kegiatan di
tempat pelatihan, paras yang sudah selesai diukir siap untuk dipasarkan.
Kegiatan ini diperkirakan berlangsung selama 1sampai 2 hari.
c.
Pelaksanaan
pelatihan tahap ini, yaitu pelatihan mengenai penambahan ornamen berupa
variasi, pada ukiran. Seperti bentuk- bentuk yang unik, dan hiasan lainya.
Alokasi waktu untuk pelaksanaan tahap ini ialah 4 hari. Pada tahap ini
mahasiswa dibantu dosen pembimbing akan terus memantau perkembangan kegiatan
pelatihan. Mahasiswa akan mengontrol
pelaksanaan program, sehingga dapat dijamin program tetap berjalan secara baik
dan efektif. Pelaksanaan
3.
Tahap
ketiga, meliputi:
a.
Evaluasi program. Kegiatan ini akan dilakukan selama
pelaksanaan tahap pertama dan tahap kedua yang meliputi pelatihan tahap I,
pelatihan tahap II, dan pelatihan tahap
III, serta dua minggu setelah tahap kedua selesai dilaksanakan.
b.
Penutupan program pelatihan dan penyerahan alat-alat
hasil pembelian yang digunakan selama latihan sebagai modal usaha peserta
latihan.
c.
Penyusunan laporan dan dokumentasi kegiatan. Kegiatan ini
akan dilaksanakan seiring pelaksanaan tahap pertama dan tahap kedua.
d.
Pengumpulan laporan.
I. JADWAL
KEGIATAN
Adapun rencana kerja dan
jadwal pelaksanaan program kreativitas mahasiswa dapat dilihat sebagai
berikut.
No.
|
Kegiatan yang
Dirancang
|
Minggu ke
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
|||
1
|
Tahap Pertama
|
|||||
Penjajagan awal dan
sosialisasi program kepada masyarakatNusa Penida, serta membina kerjasama
dengan masyarakat
|
||||||
Mengumpulkan data
tentang yang diperlukan, meliputi jumlah tuna karya, dan tempat-tempat yang
dijdikan sebagai sumber penggalian
tanah kapur
|
||||||
Mensosialisasikan program yang akan dilaksanakan.
|
||||||
2
|
Tahap Kedua
|
|||||
Pemberian orientasi
awal kepada peserta latihan mengenai teknik pemasaran. Yang dibantu pelatih
dan mahasiswa
|
||||||
Menyiapkan semua
alat dan bahan yang diperlukan untuk melaksanakan program kegiatan
|
||||||
Pelaksanaan
kegiatan pelatihan tahap I yang sepenuhnya diserahkan kepada pelatih dan
didampingi secara langsung oleh mahasiswa
|
||||||
Pelaksanaan pelatihan tahap II, yaitu pelatihan mengenai teknik
pengembangan ukiran, yang memiliki nilai seni.
|
||||||
Pelaksanaan
pelatihan tentang cara promosi dan pemasaran kepada pariwisata.
|
||||||
3
|
Tahap Ketiga
|
|||||
Evaluasi program
|
||||||
Penyusunan laporan dan dokumentasi
kegiatan
|
||||||
Penutupan kegiatan
|
||||||
Pengumpulan laporan
|
||||||
I. RANCANGAN
BIAYA
Rancangan biaya yang diperlukan
unuk mewujudkan kegiatan sosialisasi ini, yang merupakan anggaran
biaya pelaksanaan yang diusulkan untuk melaksanakan Program Kreativitas
Mahasiswa Pengabdian Masyarakat ini (PKM-M) adalah sebesar Rp. 9.020.000 - dengan rincian sebagai
berikut.
No.
|
Nama Alat atau Bahan
|
Jumlah
|
Biaya Satuan (Rp)
|
Biaya (Rp)
|
|
Biaya Penyusunan Laporan, Biaya Pembelian Alat, dll
|
|||||
1
|
Ngeprint
|
4
laporan
|
10.000
|
40.000
|
|
2
|
Fotokopi
|
1
laporan
|
5.000
|
5.000
|
|
3
|
Jilid
|
4 laporan
|
5.000
|
20.000
|
|
4
|
Pulpen
|
5 buah
|
3.000
|
15.000
|
|
5
|
Sepidol
|
3
buah
|
5.000
|
15.000
|
|
6
|
Buku catatan
|
5
buah
|
12.000
|
60.000
|
|
7
|
Biaya tak terduga
|
200.000
|
200.000
|
||
8
|
Persiapan (selama dua hari)
|
2
orang
|
50.000
|
100.000
|
|
9
|
Pelaksanaan kegiatan (selama 4 hari)
|
7 orang
|
100.000
|
700.000
|
|
10
|
Guru pendamping (saat terakhir)
|
1 orang
|
20.000
|
20.000
|
|
11
|
Evaluasi (selama 3 kali)
|
3 orang
|
50.000
|
150.000
|
|
12
|
Sewa handycam
|
1 buah
|
200.000
|
250.000
|
|
13
|
Kaset CD
|
2 buah
|
3.000
|
60.000
|
|
14
|
Sewa kamera digital
|
1 buah
|
200.000
|
150.000
|
|
15
|
Baterai kamera digital
|
3 buah
|
15.000
|
30.000
|
|
16
|
Cuci cetak
|
20 buah
|
5.000
|
60.000
|
|
17
|
Pembuatan spanduk
|
1 buah
|
100.000
|
90.000
|
|
Jumlah Biaya
|
1.965.000
|
||||
Biaya Transportasi
|
|||||
1
|
Transportasi anggota pelaksana selama kegiatan termasuk pelatih (15 hari pulang pergi)
|
8 orang
|
50.000
|
400.000
|
|
2
|
Transportasi dosen pendamping
( pulang pergi)
|
1 orang
|
150.000
|
150.000
|
|
Jumlah Biaya
|
550.000
|
||||
PENYEDIAAN
PERALATAN
|
|||
JENIS PENGELUARAN
|
JUMLAH
|
BESARAN SATUAN (Rp)
|
JUMLAH (Rp)
|
Ukiran
paras yang sudah jadi
|
Selengkapnya
|
0
|
0
|
Penambahan
asisoris
|
Selengkapnya
|
500.000
|
4.000.000
|
Pahat
|
0
|
0
|
|
Kuas
|
Satu
set
|
50.000
|
50.000
|
Sewa
mesin pemotong
|
Satu
set
|
700.000
|
700.000
|
Pengecatan
|
15
kleng
|
6.000
|
240.000
|
Hiasan-hiasan
tambahan
|
120.000
|
||
Jumlah Biaya
|
5.115.000
|
BIAYA UNTUK
MEMPROMOSIKAN
|
|||
JENIS PENGELUARAN
|
JUMLAH
|
BESARAN SATUAN (Rp)
|
JUMLAH (Rp)
|
Pembuatan poster
|
200 lembar
|
3.000
|
600.000
|
Pembuatan iklan di
internet
|
Satu media
|
500.000
|
500.000
|
Pembuatan iklan di
koran
|
Satu media
|
300.000
|
300.000
|
Jumlah
|
1.400.000
|
J. LAMPIRAN
1.
Biodata Ketua Kelompok
Nama Lengkap : Ni Komang Trikamistin
Jenis
Kelamin : Perempuan
Tempat,
Tanggal Lahir : Klumpu, 9 Juni 1994
NIM/Angkatan : 1213041121
Jurusan : Pendidikan
Biologi
Fakultas : Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA)
Perguruan Tinggi : Universitas Pendidikan
Ganesha
Riwayat
Pendidikan :
SD :
SD Negeri 2 Klumpu
(2000 – 2006)
SMP :
SMP Negeri 2 Nusa Penida
( 2006 – 2009)
SMA :
SMA Negeri 1 Nusa Penida
( 2009 – 2012)
PT :
Undiksha, Singaraja (2012 sampai sekarang)
Alokasi
Waktu Kegiatan PKM : 4 jam/minggu
Singaraja,
24 Agustus 2012
Ni Komang Trikamistin
NIM.
1213041121
Langganan:
Postingan (Atom)